Panel surya, yang juga dikenal sebagai modul surya atau photovoltaic, merupakan perangkat yang mampu mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik. Panel surya terdiri dari sejumlah sel surya yang dihubungkan secara seri. Setiap sel surya umumnya mampu menghasilkan tegangan keluaran sekitar 0,5 hingga 0,6 volt. Ketika 32 hingga 36 sel surya dihubungkan secara seri, ini akan menghasilkan tegangan sekitar 16 volt, yang cukup untuk mengisi akumulator 12 volt. Sejumlah modul photovoltaic yang diatur secara seri disebut sebagai array, yang memiliki kapasitas untuk menghasilkan daya yang lebih besar. Berdasarkan jenis sel surya yang digunakan dalam penyusunannya, panel surya dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama: (Darwin, 2020)

1. Polikristal (Polycrystalline): Jenis panel surya ini memiliki susunan kristal yang acak. Panel polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan panel monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Namun, keunggulan panel polikristal terletak pada kemampuannya menghasilkan energi listrik meskipun dalam kondisi sinar matahari yang kurang intens, seperti saat mendung.
2. Monokristal (Monocrystalline): Panel surya monokristal dikenal sebagai yang paling efisien, dengan efisiensi mencapai sekitar 15%. Kelemahan panel jenis ini adalah kurang efektif dalam menghasilkan listrik saat sinar matahari kurang melimpah atau dalam kondisi cuaca berawan, yang dapat menyebabkan penurunan drastis dalam efisiensinya.
3. Amorfobous: Sel surya silikon amorf (a-Si) telah digunakan dalam perangkat seperti kalkulator selama beberapa waktu. Efisiensi panel amorfous dapat ditingkatkan dengan menumpuk beberapa sel tipis-film di atas satu sama lain, masing-masing dirancang untuk bekerja pada frekuensi cahaya tertentu.

Penentuan jenis panel surya yang sesuai tergantung pada kondisi lingkungan dan kebutuhan pengguna. Setiap jenis panel surya memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan, terutama dalam hal efisiensi dan ketersediaan sinar matahari.

Gambar 1. Perbedaan cell, module, dan solar cell array

Kinerja dari panel surya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

1. Intensitas Cahaya Matahari

Semakin besar intensitas cahaya matahari yang diterima panel surya maka akan semakin tinggi arus yang dihasilkan solar panel. Dengan demikian daya yang dihasilkan akan semakin besar.

Gambar 2. Kurva pengaruh intensitas cahaya

1. Temperatur Solar Panel

Tingkat suhu mempengaruhi kinerja solar cell. Semakin tinggi suhu solar panel maka akan menurunkan efisiensi kerja solar cell. Kenaikan 1o C akan mengurangi efe siensi sekitar 0,4% .

Gambar 3. Kurva pengaruh suhu terhadap tegangan dan arus panel surya

2   Bayangan (Shading)

Shading adalah kondisi salah satu atau lebih sel silikon dari panel surya tertutup dari cahaya matahari. Bayangan (Shading) ini mengakibatkan daya yang dihasilkan panel surya menjadi berkurang. Tabel di bawah menunjukkan pengaruh signifikan pengaruh shading terhadip performansi panel surya single crystaline tanpa internal bypass diode.

Tabel 2. 1. Tabel Pengaruh Bayangan Terhadap Keluaran Daya Panel Surya

ekian dulu penjelasan kita kali ini jika inovator butuh bantuan untuk implementasi hebatnya di bidang Teknologi Otomasi yang meliputi Internet Of Things (IoT), Elektronika (Ardunio, STM32, Raspberry, dll) , Instrumentasi dan informatika (Pengolahan Citra, Kecerdasan Buatan (AI), Software Aplikasi) langsung saja kontak akun sosial media kami dengan link WA berikut ini.

Jasa Arduino Bandung Internet of Things Bandung. Jasa Arduino Surabaya Internet of Things Surabaya. Jasa Arduino Jakarta Internet of Things Jakarta. Jasa Arduino Depok. Jasa Arduino Malang. Jasa Arduino Bandung. Jasa Arduino Batam. Jasa Arduino Bekasi. Jasa Arduino Surabaya. Jasa Arduino Semarang. Jasa Arduino Surakarta. Jasa Arduino Pekanbaru. Jasa Arduino Tangerang Selatan. Jasa Arduino Bekasi. Jasa Arduino Makassar. Jasa Arduino Tangerang. Jasa Arduino Medan. Jasa Arduino Palembang. Jasa Arduino Jogja. Jasa Arduino Yogyakarta.